Setelah “Tiga Dara” dan “Letnan Hardy” dilepas terpisah. Kini giliran lagu “Cita-cita” karya Saiful Bahri yang didapuk sebagai single ketiga dari Album Aransemen Ulang Lagu Orisinil Dari Film Tiga Dara (2015). Adalah Monita Tahalea penyanyi berdarah Ambon-Austria-Manado yang dipercaya oleh Indra Perkasa -selaku arranger/composer– untuk membawakannya.
Ketika pertama kali mengerjakan aransemen “Cita-cita”, Indra memang sudah kepikiran untuk menggaet Monita.
“Suara Monita yang khas enak banget untuk eksplorasi gaya vokal yang ‘melayang-layang’. Di lagu ini gue kebayang mood-nya antara film In the Mood for Love nya Wong Kar Wai dan Edward Scissorhand nya Tim Burton,” ujar Indra.
Selain memang ia ingin menampilkan nuansa yang berbeda di lagu ini, setelah sebelumnya bermain begitu ngjazz.
Baca juga: Membuka Tirai Tertutup Ibu Kota Dengan Jakarta Undercover
“Karena tiga lagu sebelumnya yang gue kerjain nuansanya jazz banget di album itu. Pas yang lagu ‘Cita-cita’ ini pengen yang beda, strings dan vokal,” jelasnya.
Monita Tahalea pun menyambut tawaran tersebut dengan senang.
“Alasan pertama adalah karena di lagu ini saya bekerja sama dengan Indra Perkasa, yang kedua karena album aransemen ulang ini merupakan bagian dari sejarah seni Indonesia, lalu yang terakhir karena yang terlibat didalam album adalah para musisi yang saya ikuti karya-karyanya,” ungkap wanita yang mengawali karir bermusik dari ajang pencarian bakat ini.
Kendati demikian, Monita sempat merasakan kesulitan ketika menyanyikan lagu tersebut. Menurut pengakuannya, dirinya sampai harus mendengarkan tanpa henti dan mempelajari aransemennya sebelum masuk studio rekaman.
“Tetapi setiap proses dan perasaan itu sangat saya nikmati,” ujarnya.
Baca juga: The Jadugar Galang Dana Untuk Merekam Sejarah
Tidak hanya proses penggarapan audionya saja yang memberi kesan. Monita pun mengaku mendapatkan pengalaman baru dari proses pembuatan video klip. Di mana dalam video berdurasi tiga menit 36 detik itu, Monita harus tampil anggung, duduk santai sambil berangan-angan disepanjang lagu. Dibalut dengan nuansa klasik, Monita begitu mempesona dengan kebaya. Sekilas serupa gadis era 60-an.
“Ada ‘Cita-Cita’ dari masa yang lalu, ada ‘Cita-Cita’ dari masa yang sekarang, tujuannya agar lagu ini selalu melagu dan terdengar sampai sepanjang masa,” tandasnya.
