Kontributor: Mochamad Zaki
Ruci Art Space, Jakarta Selatan dan sejumlah orang yang mengunjungi perilisan album solo perdana gitaris Gerald Situmorang, Solitude, menjadi saksi dari alunan lagu yang sangat personal dari pria pembetot bass Barasuara tersebut.
Intimate showcase yang digelar tiga hari berturut-turut, 25 sampai 27 Oktober, pria yang akrab disapa Gesit ini memainkan 12 lagu yang ada di dalam album debutnya. Pertunjukkanya lengkap dengan instalasi dan diorama atas interpretasi album seorang Gerald Situmorang.
“Album ini sangat personal buat gue. Selain karena album ini memang isinya gue sendirian yang main gitar, isinya pun bercerita tentang pengalaman personal bermusik gue,” ungkap pria gondrong yang biasanya lincah sekali di atas panggung.
Menurutnya, album ini tercetus ketika ia tahu kalau dirinya akan kehilangan sebuah tempat yang begitu memiliki pengaruh besar untuk kegiatan bermusiknya.
“(Yaitu) sebuah studio yang memberikan banyak inspirasi gue dalam bermusik! Studionya terdapat di rumah salah satu sahabat gue, Marco Steffiano (drummer Barasuara, Sketsa, dan Raisa) yang akan pindah rumah,” lanjutnya saat mengobrol santai dengan kami Selasa (25/10) malam.
Pria yang sering manggung bersama Barasuara mengenakan sweater merah bertuliskan “LINCAH” ini mengaku seluruh proyek musik yang ia jalankan, mulai dari Sketsa, Gerald Situmorang Trio, Monita Tahalea and The Nightingales, hingga Barasuara, semuanya lahir dari ruangan itu.
“Entah kenapa aura, reverb, dan sound yang dihasilkan ruangan itu selalu membuat gue pribadi punya keunikan tersendiri,” ungkap Gesit.
Untuk instalasi dan diorama, yang menggambarkan ruangan tersebut secara 4 dimensi, Gerald mempercayakannya kepada seniman Risa Kumala Sita.
Sementara album Solitude sendiri, selain telah rilis versi CD-nya oleh label rekaman demajors, juga telah dirilis versi digitalnya sejak September kemarin.
Gerald sendiri selama ini lebih dikenal publik sebagai pemain bass Barasuara. Namun siapa sangka, pria berambut gondrong ini telah menelurkan tujuh album dengan nama proyek musik yang berbeda-beda.
Mulai dari Sketsa, yang ia jalankan bersama drummer Barasuara, Marco, lalu ada Hemiola Quartet yang telah merilis album Oddventure tahun 2012 lalu, kemudian menjadi band pengiring solois Monita dalam Monita Tahalea and The Nightingales, bermain jazz di Gerald Situnorang Trio, sampai berlabuh bersama Barasuara sejak tahun 2014.