Setelah sukses menggelar gala premierenya untuk kalangan terbatas, film Tanah Mama bisa dinikmati publik di bioskop-bioskop Jakarta, Bandung dan Jogjakarta mulai 8 Januari 2015. Pemilihan ketiga kota tersebut tak lepas dari animo masyarakatnya terhadap tontonan yang berkualitas. Tak bisa dipungkiri bahwa masyarakat Indonesia belum banyak yang terbiasa menonton film dokumenter di bioskop. Tidak menutup kemungkinan, pemutaran Tanah Mama akan dirotasi ke daerah lain sehingga bisa dijangkau oleh publik yang lebih luas.

Tanah Mama mengangkat Papua yang selama ini berjarak dengan penonton. Lewat pemutaran filmnya, saatnya masyarakat mencoba memahami kondisi Papua lewat film. Tanah Mama bercerita tentang perjuangan mama Halosina menghidupi anak-anaknya, melawan diskriminasi dan kemiskinan.

Mama Halosina adalah seorang ibu, istri, dan perempuan Papua pekerja keras yang hidup di area pedalaman Yahukimo, sekitar 5 jam berjalan kaki dari pinggiran kota Wamena. Mama menghidupi diri dan empat anaknya yang ditinggal kawin lagi oleh bapak mereka. Harapan akan dukungan suami berujung pada urusan denda adat yang harus dibayar mama di kampung.

Asrida Elisabeth, sutradara film Tanah Mama, yang sudah lima tahun menetap di Wamena berharap kisah Mama Halosina ini dapat memberikan perspektif jujur tentang perjuangan perempuan di Papua. Sebagai produser, Nia Dinata, mengajak masyarakat Indonesia secara umum, khususnya pencinta seni, film, aktivis HAM dan pelajar serta mahasiswa untuk mengenal Papua tidak hanya dari alam, serta lautnya yang indah lewat promosi pariwisata seperti Raja Ampat saja. Habis diving lalu pulang. Tetapi juga meningkatnya rasa solidaritas terhadap permasalahan dan diskriminasi yang terjadi di Papua.

Pada tanggal 22 Desember 2014 lalu pemutaran premiere khusus filmnya mengundang tokoh masyarakat penting, salah satunya Menteri Pendidikan RI, Bapak Anies Baswedan. Pak Menteri yang punya senyum khas ini lantas memberikan apresiasinya. “Tanah Mama membuat kita menjadi lebih sadar bahwa jangan melihat Papua dari perspektif orang luar Papua. Solusi Papua harus benar benar genuine dari Papua,” tutur Anies.

Pada kesempatan yang sama, sastrawan yang menulis naskah Pendekar Tongkat Emas, Seno Gumira Ajidarma turut menyuarakan pujiannya. Berbeda dengan Anies yang lebih menyoroti tentang isu yang diangkat, Seno memaparkan tentang kekuatan narasi film tersebut. “…sangat menggugah, tampak sederhana… Tapi dramatik dan sangat menyentuh,” ujarnya.

Kesan film dokumenter yang berat dan membutuhkan konsentrasi penuh saat menikmatinya pun tidak dirasakan oleh para selebriti yang turut hadir menontonnya. Abdee Negara, gitaris Slank justru merasa tersentuh dengan cerita yang ada di dalamnya. “Gila! Film yang bisa memainkan emosi, kita jarang sekali ketemu film begini. Presiden Jokowi harus nonton!.” pungkasnya.

Tiga testimoni di atas tentu belum cukup sebelum kamu datang dan menonton sendiri filmnya, Cari tahu infonya di bioskop terdekat kotamu sementara di Jakarta, film Tanah Mama bisa disaksikan di . Cinema XXI Pondok Indah Mall 1, Cinema Taman Ismail Marzuki, Cinema XXI Mega Bekasi, Cinema XXI TSM Bandung, Cinema XXI Empire, Blitzmegaplex Paris Van Java Bandung, dan Bliztmegaplex Pacific Place Jakarta.

Don’t Miss It! Afrojack Live at Sky Garden Bali, May 18th!

Dia.Lo.Gue Kembali Menggelar EXI(S)T 2017 Bertemakan “Tomorrow As We Know It”

Malam Ini, Jakarta City Philharmonic Akan Bawakan Karya Lima Komposer Rusia

Photo Gallery: Magnitude Hammersonic 2017

Photo Gallery: Yellow Claw X Moet & Chandon

Photo Gallery: Belvedere Playground The Debut