Apple mengatakan jika penyebaran virus corona di China telah mengganggu pembuatan iPhone dan menurunkan penjualan di negara tersebut. Sebagai akibatnya, raksasa teknologi itu mengatakan bahwa pihaknya sekarang mengharapkan untuk mengambil alih bimbingan pendapatan yang sebelumnya disediakan, antara 63,0 miliar dolar dan 67,0 miliar dolar pada kuartal kedua tahun 2020 fiskal (yang berakhir 28 Maret).

"Pekerjaan mulai kembali di sekitar [Cina], tetapi kami mengalami pengembalian yang lebih lambat ke kondisi normal daripada yang kami perkirakan," kata salah satu penanggung jawab Apple dalam sebuah pernyataan pada hari Senin lalu.

Menurut Apple, situs mitra manufaktur iPhone terletak di luar provinsi Hubei China dan semua fasilitas itu sekarang telah dibuka kembali.

"mereka naik lebih lambat dari yang kami perkirakan," kata perusahaan. "Kekurangan pasokan iPhone ini untuk sementara waktu akan memengaruhi pendapatan di seluruh dunia."

Faktor kedua untuk peringatan kekurangan pemasukan Apple untuk kuartal Maret 2020 adalah bahwa permintaan untuk produk Apple di China telah menurun setelah semua toko ritelnya di China  ditutup karena krisis kesehatan.

Selain itu, toko yang buka telah beroperasi namun jam-jamnya dikurangi dan dengan lalu lintas pelanggan yang sangat rendah.