Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe mengatakan dia siap untuk menyatakan keadaan darurat, sebagai bagian dari respon yang berkembang terhadap wabah virus corona. Deklarasi tersebut akan memengaruhi Tokyo, kota kedua Osaka dan lima prefektur padat penduduk lainnya.

Abe juga telah berusaha untuk menentang undang-undang darurat, tetapi dampak biologis dan ekonomi dari penyebaran virus sekarang membenarkan tindakan tersebut. Abe mengumumkan rencananya dalam briefing Senin malam dari kantornya.

“(Deklarasi) diperkirakan berlangsung satu bulan. Pernyataan darurat ini adalah untuk memastikan sistem perawatan medis tetap utuh dan untuk meminta lebih banyak kerja sama dari masyarakat untuk menghindari kontak satu sama lain untuk mengurangi infeksi sebanyak mungkin, ”kata Abe.

Meskipun Abe tidak merinci bisnis yang akan ditutup, deklarasi tersebut memungkinkan pemerintah daerah untuk menyerukan penutupan bioskop dan tempat hiburan lainnya. Sangat mungkin bahwa gubernur Tokyo, Yuriko Koike akan meminta bioskop ditutup, yang secara efektif akan menutup seluruh bisnis teater di Jepang karena distributor tidak akan dapat menutup tanpa pasar lokal terbesar mereka. Jepang adalah pasar bioskop terbesar ketiga di dunia, di belakang Amerika Utara dan Cina.

Secara hukum, Koike tidak dapat memaksakan penutupan bioskop, tetapi distributor dan peserta pameran mungkin akan sejalan. Beberapa, seperti Toho, sudah pindah untuk menutup teater kota. Kekuatan darurat juga mengizinkan gubernur untuk membeli tanah dan membangun rumah sakit darurat.

Asosiasi Medis Tokyo mengumumkan keadaan darurat medis di ibukota pada hari Senin, ketika jumlah pasien rawat inap bertambah.

Bulan lalu, parlemen (Diet) memberikan suara mendukung langkah-langkah untuk COVID-19 untuk secara khusus dimasukkan dalam undang-undang tindakan khusus yang ada yang disahkan pada 2012.