Menunggu seseorang, menunggu jam meeting, sampai menunggu jalanan lancar (yang membutuhkan keajaiban, khususnya di Jakarta) adalah sebuah ujian kesabaran. Saat ini, kalau kita menunggu sesuatu, kita lebih senang untuk bermain internet sambil menunggu teman, meeting, atau jalanan lancar.
Ya, faktanya memang kita lebih senang bermain internet, ketimbang ngobrol dengan teman atau keluarga saat berada di jalan atau menunggu di mall, apalagi dengan habit yang tengah berkembang saat ini, menunggu komuter. And yes, it’s commuter line in Jabodetabek.
Berdasarkan hasil studi terbaru dan statistik nasional, menunjukkan bahwa komuter di Jabodetabek membuang waktu selama 3,63 juta jam per hari untuk menunggu, akibat kemacetan lalu lintas. Untuk mengetahui kebiasaan menunggu orang Indonesia dalam menunggu komuter, Opera membuat sebuah survei yang diambil dari sembilan kota besar di Indonesia.
Sebanyak 78% menyatakan bahwa menunggu akan lebih baik kalau mereka memiliki koneksi internet! Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang menyatakan untuk memilih ngobrol dengan teman atau keluarga. Survei ini juga mengungkap pentingnya internet bagi komuter. Tujuh dari sepuluh responden mengatakan mereka rela mengorbankan sesuatu demi mendapatkan koneksi internet saat menunggu.
Survei ini dibuat Agustus lalu dan melibatkan lebih dari 1.000 responden dari sembilan kota besar di Indonesia yang menjalani gaya hidup urban sebagai komuter. Survei ini memungkinkan responden memilih lebih dari satu jawaban dan hasilnya adalah sebagai berikut: 78% responden menyatakan bahwa menunggu terasa lebih baik jika mereka memiliki koneksi Internet.
Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang menyatakan bahwa mereka lebih memilih berbincang bersama teman atau keluarga mereka (52,9%), atau bahkan sambil menikmati makanan atau minuman (40%). Hasil survei Opera juga menyatakan bahwa “browsing” dan “menggunakan aplikasi media sosial” termasuk dalam tiga pilihan utama komuter yang menggunakan smartphone mereka saat menunggu.
Satu hal yang patut diperhatikan adalah hasil survei ini tidak merefleksikan komuter di DKI Jakarta semata. Sebab, survei ini dilaksanakan di sembilan kota besar di Indonesia. Setujukah Anda dengan survei tersebut?
