Entertainment Film & TV
Review Film Underwater

By ali adam malik

Published on: 2022/01/21 16:49

 

Setelah Charlie’s Angels (Elizabeth Banks, 2019), petualangan Kristen Stewart yang kembali ke ranah film-film blockbuster berlanjut dengan Underwater. Diarahkan oleh William Eubank (The Signal, 2014) berdasarkan naskah cerita yang ditulis oleh Brian Duffield (The Divergent Series: Insurgent, 2015) bersama dengan Adam Cozad (The Legend of Tarzan, 2016), Underwater berkisah tentang seorang peneliti bernama Norah Price (Stewart) yang sedang berada dalam keadaan terbangun ketika sebuah gempa bumi menghantam laboratorium bawah laut tempat dirinya bekerja. Setelah sejenak berkeliling, Norah Price menyadari bahwa hantaman gempa bumi tersebut telah menghancurkan laboratorium sekaligus menewaskan hampir seluruh orang-orang yang berada di dalamnya dengan hanya menyisakan beberapa penyintas: Captain Lucien (Vincent Cassell), Paul (T.J. Miller), Emily Haversham (Jessica Henwick), Liam Smith (John Gallagher Jr.), dan Rodrigo (Mamoudou Athie). Bersama, mereka harus mengarungi dasar lautan yang berada ratusan ribu meter di bawah permukaan laut guna menyelamatkan diri dari bahaya ancaman persediaan oksigen yang terus berkurang serta sejumlah makhluk asing yang mencoba untuk menyerang mereka.

 

 

Sebagai sebuah sajian fiksi ilmiah, cukup mudah untuk meraba bahwa Underwater dengan patuh mencoba untuk mengikuti berbagai formula film-film fiksi ilmiah popular yang telah dirilis sebelumnya. Seri film Aliens (1979 – 2017) The Abyss (James Cameron, 1989) Armageddon (Michael Bay, 1998) Atau Life (Daniel Espinosa, 2017). Di tangan sosok sutradara dengan kapabilitas pengarahan cerita yang terbatas, pemanfaatan elemen-elemen kisah fiksi ilmiah yang familiar tersebut dapat saja berakhir sebagai sebuah bencana – entah itu karena kegagalan mengembangkan formula menjadi sajian cerita yang efektif atau karena kemampuan eksekusi yang lemah sehingga berakhir sebagai presentasi medioker. Beruntung, Eubank sepertinya cukup mengerti dengan materi apa yang ingin ia hantarkan kepada penonton. Lima menit setelah Underwater memulai pengisahannya, Eubank segera meningkatkan intensitas aksi dan teror serta tidak pernah lagi menurunkannya. Menegangkan – mereka yang memiliki rasa ketakutan akan ruang sempit dan dasar lautan luas yang hampa sepertinya harus memilih untuk menjauhi film ini karena Eubank memanfaatkan rasa ketegangan akan hal-hal tersebut dengan maksimal pada filmnya.

 

 

Tidak hanya mampu menggarap filmnya dengan ritme pengisahan yang kuat, Eubank juga sukses memanfaatkan biaya produksi film – yang dilaporkan mencapai US$80 juta – untuk menghasilkan desain produksi yang elegan. Mulai dari gambaran akan reruntuhan laboratorium bawah laut yang dipenuhi dengan berbagai peralatan teknologi yang mutakhir, kehampaan dasar lautan yang gelap dan misterius yang harus diarungi karakter Norah Price serta rekan-rekannya, juga tampilan akan sosok makhluk asing yang mulai mengikuti mereka. Marco Beltrami dan Brandon Roberts juga menghasilkan iringan musik yang sangat mampu untuk menghidupkan energi di setiap adegan film. Momen-momen penuh ketegangan yang memenuhi jalan cerita Underwater terasa semakin mencekam berkat tata musik arahan mereka.

 

 

Di saat yang bersamaan, sulit untuk mengacuhkan kualitas penulisan naskah cerita dari Duffield dan Cozad yang terasa begitu terbatas pada berbagai elemennya. Dengan durasi pengisahan yang “hanya” berjalan selama 95 menit, Underwater sepertinya hanya tertarik untuk mengikat penonton dengan deretan ketegangan akan teror yang dialami oleh karakter-karakternya tanpa pernah benar-benar berniat untuk menggali lebih dalam mengenai berbagai hal lain yang berada di sekitar mereka. Di pertengahan paruh kedua – di tengah bahaya munculnya sosok makhluk yang tidak pernah dijelaskan keberadaannya serta berbagai istilah teknis membingungkan yang disampaikan oleh barisan dialog para karakter – Underwater mulai terasa kehabisan amunisi terornya. Di momen inilah Duffield dan Cozad mulai memberikan pewarnaan pada beberapa karakter. Tidak banyak, namun tetap cukup berhasil untuk menghasilkan sedikit sentuhan emosional yang nantinya akan sangat bermanfaat bagi akhir cerita yang telah dipilihkan untuk film ini.

 

Jika Underwater adalah semacam penghormatan bagi seri film Aliens, maka karakter Norah Price yang diperankan oleh Stewart jelas telah didesain untuk menjadi semacam karakter Ellen Ripley bagi film ini. Dengan kharisma dan ketajaman insting aktingnya, Stewart mampu membawakan karakternya menjadi sosok yang sangat mudah untuk mendapatkan perhatian penonton. Stewart mampu mengeksekusi setiap adegan aksi yang diberikan padanya secara meyakinkan. Barisan pemeran lainnya juga memberikan andil yang seimbang untuk menjaga kesolidan kualitas penceritaan film. Karakter-karakter dalam linimasa penceritaan film boleh saja terasa tipikal film-film fiksi ilmiah Hollywood. Namun, penampilan para pemerannya berhasil membuat perjuangan yang dijalani oleh karakter-karakter yang mereka perankan mendapatkan dukungan sekaligus simpati dari penonton.

 

Bagikan Artikel
Artikel Terkait

Park Ji Hoon Akan Datang Ke Jakarta Dalam Acara ‘Park Ji H...

Park Ji Hoon Akan Datang Ke Jakarta Dalam Acara ‘Park Ji Hoon Fancon Asia Tour in Jakarta’

By: ali adam malik

Baca selengkapnya

Konser Musik Tahun 2020 yang Wajib Kamu Datangi

Konser musik 2020 nyatanya sangat beragam dan masih dipenuhi oleh deretan musisi internasional dan T...

By: Gilang Ramadhan

Baca selengkapnya

I SEE Fest 2019 Akan Hadir Untuk Pertama Kalinya di Indonesi...

Festival budaya kreatif yang dikemas di ruang terbuka sebagai ajang rekreasi keluarga perkotaan

By: Gilang Ramadhan

Baca selengkapnya
Loading…