Entertainment Film & TV
Review film Perempuan Tanah Jahanam

By ali adam malik

Published on: 2021/11/05 17:27

 

Joko Anwar memang seorang sutradara Indonesia yang patut dibanggakan oleh perkembangan film di Indonesia. Ia adalah seorang sineas yang memahami betul arti kekuatan cerita, karakterisasi yang terbangun dan setting serta sinematografi yang mumpuni untuk mendirikan sebuah fondasi untuk karya sinema yang baik. 

 

Mulai dari film Kala, kemudian Modus Anomali dan yang paling terakhir Pengabdi Setan, Joko memiliki kejelian unik yang menjadikan horror-horror miliknya memiliki kekuatan yang berbeda. Tentu meskipun beberapa jump-scare yang ia hadirkan di film Pengabdi Setan banyak mengambil gaya horror Asia dan horror luar, namun ia tetap mengiringi hal tersebut dengan narasi visual yang apik terbangun. 

 

Perasaan yang sama saya rasakan ketika saya menyaksikan film Joko terbaru, Perempuan Tanah Jahanam, setelah agak kecewa dengan salah satu filmnya yang berjudul Gundala (mungkin karena masih film pertama dari film superhero), tentu saya memiliki keyakinan diri yang lebih tinggi karena tahu betul bahwa horror memang taman bermain sang sutradara dan penulis ini. Dan benar saja, film ini sangat menghibur bahkan bisa dibilang jika film ini sangat tertata dengan baik. Tapi entah mengapa, tidak memberikan apapun yang baru. Film ini bukan sebuah masterpiece, dan juga bukan sebuah hal baru karena banyak horror luar yang bermain dengan psikis dan menanggalkan jumpscare serta memiliki sentuhan yang sangat kelam seperti film ini.

 

Film ini dibuka dengan kita akan berkenalan pada dua tokoh utama yaitu Maya (Tara Basro) dan Dini (Marissa Anita), keduanya merupakan sahabat yang seakan sudah kebal dengan perjuangan hidup di kota sekeras Jakarta. Maya yang bermimpi untuk memiliki sebuah bisnis toko baju bersama sahabatnya, terpaksa kembali ke sebuah desa dimana Maya dulu dilahirkan dan dibesarkan hingga ia berumur 5 tahun. dirinya memang yatim piatu ini memiliki tujuan sederhana, ia menemukan foto usang dirinya dan kedua orang tuanya dengan latar rumah yang cukup besar. Ia dan sahabat hanya ingin menelisik keberadaan rumah tersebut, dan apa yang bisa mereka lakukan untuk mendapatkan warisan dari rumah dan tanah yang cukup besar tersebut. 

 

Keduanya pun berangkat ke sebuah kampung dimana mereka bertemu dengan tokoh Nyi Misni (Christine Hakim) yang merupakan ibu dari Ki Saptadi (Ario Bayu), seorang dalang dan pemuka desa yang sangat dihormati. Desa tersebut sangat sepi, sangat aneh, terpencil dan membuat rasa sedikit jengah. Dari sini perlahan misteri rumah tersebut terkuak, siapa Maya sebenarnya, dan apa yang terjadi di desa tersebut 25 tahun lalu. 

 

 

Kepiawaian Joko Anwar sebagai seorang sutradara terlihat begitu menyatu dengan cerita tersebut, dan bisa dibilang mengerjakan cerita ini merupakan passion panjang seorang Joko Anwar. Tapi film ini tidak sebagus itu, begitu banyak loopholes karakterisasi yang tidak terbangun dengan baik, dan seringkali terkesan dipaksakan dan sekenanya. Meskipun di beberapa bagian, sentilan dan sindiran Joko sangat mengena dengan kondisi kemanusiaan Indonesia sekarang, Perempuan Tanah Jahanam seperti haus akan durasi yang lebih panjang. Beberapa karakter bagus terpaksa terbuang begitu saja tanpa penjelasan atau tense-building yang baik, sehingga di beberapa segmen terasa hambar. 

 

Dari sudut permainan, para pemeran di film ini tampak mengalir begitu saja, sehingga penokohan setiap karakter menjadi kuat meskipun beberapa hadir tanpa pendalaman background story yang lebih. Memang melihat seorang Christine Hakim bermain selalu menjadi pengalaman yang menyenangkan, dan keputusan dia untuk bermain film horror pertama kalinya memang tidak salah, tokoh Nyi Misni begitu hidup di tangan aktris senior ini. Tara Basro dan Marissa Anita juga memberikan yang terbaik, dan sangat menghibur melihat mereka berdua menikmati berperan dalam film ini. Dialog-dialog jenaka yang diselipkan Joko juga berjalan dengan sangat baik sehingga chemistry keduanya begitu terbangun. 

 

 

Apapun itu, Perempuan Tanah Jahanam memang sebuah horror yang menarik. Film ini tidak mengandalkan jump-scare dan mencoba membangun ketegangan dengan cerita dan suasana, tapi sayang, tokoh tokoh di dalamnya tidak terasa di-explore lebih dalam oleh Joko. 

Bagikan Artikel
Artikel Terkait

Syuting ‘The Suicide Squad’ Arahan Dari James Gunn Telah...

Syuting ‘The Suicide Squad’ Arahan Dari James Gunn Telah Selesai

By: ali adam malik

Baca selengkapnya

Rekomendasi Film Bulan April, Marvel Studio' Avengers: Endga...

Tinggal dalam hitungan hari untuk menikmati aksi Captain Amercia dan superhero yang tersisa membalas...

By: Gilang Ramadhan

Baca selengkapnya

Disney and Pixar's Toy Story 4 Film Rekomendasi Bulan Juni 2...

Disney and Pixar’s "Toy Story 4" akan tayang pada 21 Juni 2019 bioskop seluruh Indonesia.

By: Gilang Ramadhan

Baca selengkapnya
Loading…